Wonogiri MR– Penutupan pabrik Sritex Sukoharjo menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian bagi ribuan karyawan yang telah bekerja selama bertahun-tahun. Salah satunya adalah Wahyu (38), warga Gemantar, Selogiri, yang telah mengabdi di perusahaan tekstil terkemuka tersebut selama 12 tahun.
Dalam wawancara dengan Mediarakyat, Wahyu mengungkapkan perasaan kecewa dan bingung yang kini menguasainya setelah perusahaan tempatnya bekerja memutuskan untuk menutup operasionalnya.
"Sudah 15 tahun saya bekerja di sini, namun sekarang saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Saya dan teman-teman saya harus menghadapi kenyataan pahit ini. Pabrik yang selama ini menjadi tempat hidup kami kini tutup, dan kami tidak tahu harus bagaimana lagi," kata Wahyu dengan nada penuh kesedihan.
Sebagai seorang pekerja yang telah lama mengabdikan diri di Sritex, Wahyu merasa bahwa penutupan ini datang begitu mendalam dan mengejutkan.
Tidak hanya dirinya, namun banyak pekerja lainnya didaerah nya yang selama ini mengandalkan pabrik tersebut sebagai sumber penghidupan utama.
Akibat penutupan ini, ribuan keluarga yang bergantung pada gaji dari Sritex kini harus mencari cara baru untuk bertahan hidup.
Wahyu, yang telah lama bekerja sebagai operator mesin di pabrik tersebut, kini harus memikirkan alternatif pekerjaan atau usaha untuk menghidupi keluarganya. "Kami harus berpikir keras, apakah kami akan membuka usaha sendiri atau mencari pekerjaan di tempat lain. Tetapi, masalahnya tidak mudah, apalagi di tengah situasi ekonomi yang serba sulit ini," tambahnya.
Dampak dari penutupan Sritex tidak hanya dirasakan oleh karyawan yang terlibat langsung, tetapi juga oleh masyarakat sekitar .
Wahyu juga menuturkan bahwa kami harus berjuang keras untuk bertahan hidup setelah ini," ujarnya.
Kepada Mediarakyat, Wahyu berharap agar pemerintah dan perusahaan dapat memberikan solusi yang lebih konkret bagi para pekerja yang terdampak, seperti pelatihan keterampilan atau bantuan usaha untuk para karyawan yang ingin membuka bisnis baru.
Menurutnya, hal tersebut akan sangat membantu mereka dalam menghadapi situasi sulit yang sedang dihadapi saat ini.
Para pekerja berharap agar pihak perusahaan dan pemerintah memberikan perhatian lebih kepada nasib mereka yang kini terjebak dalam ketidakpastian.
Dengan menurunnya produksi dan penutupan pabrik besar seperti Sritex, kisah Wahyu dan rekan-rekannya hanyalah sebagian kecil dari penderitaan yang kini dirasakan oleh ribuan pekerja di daerah tersebut.
Kini, mereka hanya bisa berharap akan adanya langkah nyata yang dapat membantu mereka keluar dari krisis yang tengah mereka alami.(Edy S / Cahyospirit).
Posting Komentar untuk " Nasib Karyawan Sritex: Terjebak Dalam Ketidakpastian Setelah Penutupan Pabrik"