Wonogiri MR - SDN 4 Girimarto, Kabupaten Wonogiri, sebuah sekolah yang terletak di kawasan yang penuh semangat belajar, kembali menyelenggarakan kegiatan menarik yang melibatkan kreativitas siswa kelas 4.
Dalam rangka penerapan Pembelajaran P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), siswa-siswa tersebut diajak untuk berkreasi dengan barang bekas, yakni membuat rak dari kardus dan hiasan dinding dari sendok bekas.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan oleh wali kelas 4, Alvi Anita Wulanjari, S.Pd., dalam mengembangkan potensi kreativitas dan inovasi para siswanya.
Alvi Anita Wulanjari, mendorong murid-muridnya untuk berpikir kreatif, mengungkapkan bahwa setiap dua minggu sekali, ia selalu menyelenggarakan sesi pembelajaran di luar kurikulum biasa yang berfokus pada pengembangan kreativitas.
"Saya ingin anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga belajar membuat sesuatu yang bermanfaat dengan tangan mereka sendiri. Salah satunya adalah dengan menggunakan barang bekas untuk membuat rak dari kardus dan hiasan dinding dari sendok," ujar Alvi.
Kegiatan ini bukan sekadar proyek kerajinan tangan biasa, tetapi juga merupakan bagian dari implementasi P5, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh, termasuk dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan sosial-emosional.
P5 merupakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), di mana siswa terlibat langsung dalam setiap tahap pembelajaran yang menuntut mereka untuk berpikir kritis, kreatif, serta mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Dalam setiap proyek, siswa tidak hanya belajar cara membuat rak dari kardus, tetapi juga diajak untuk menggali kreativitas mereka dalam mendesain dan menghias rak tersebut.
Mereka diberikan kebebasan untuk menambahkan berbagai elemen desain yang menarik, seperti pewarnaan, ukiran, atau tambahan dekorasi lain yang sesuai dengan imajinasi mereka. Proyek ini sangat efektif dalam meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa, karena mereka belajar memanfaatkan barang bekas yang biasanya dianggap tidak berguna menjadi benda yang fungsional dan bernilai estetika.
Selain keterampilan praktis dalam membuat rak dari kardus, kegiatan ini juga memberikan ruang bagi siswa untuk belajar bekerja sama, berbagi ide, dan saling mendukung dalam menyelesaikan tugas.
Mereka belajar berinteraksi dengan teman-temannya, guru, dan bahkan warga sekitar yang turut mendukung kegiatan ini. Hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter sosial dan emosional siswa, serta membentuk pelajar yang lebih mandiri dan bertanggung jawab.
Pembelajaran P5 di SDN 4 Girimarto tidak hanya mengutamakan aspek akademik, tetapi juga secara menyeluruh mengembangkan potensi siswa dalam berbagai bidang.
Kegiatan seperti ini menjadi sarana untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, mandiri, serta memperkuat sikap saling menghargai dan bekerja sama dengan teman-teman. "Tujuan utama kami adalah membentuk pelajar yang beriman, berkebhinekaan global, serta memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif," kata Alvi.
Proyek P5 juga melibatkan interaksi siswa dengan guru dan tokoh masyarakat sekitar. Alvi menjelaskan bahwa beberapa kegiatan dalam proyek ini mengundang partisipasi orang tua dan masyarakat sekitar untuk memberikan inspirasi atau bahkan mendonasikan barang bekas yang dapat dimanfaatkan oleh siswa.
Kegiatan P5 di SDN 4 Girimarto, seperti membuat rak dari kardus dan hiasan dinding dari sendok bekas, tidak hanya melibatkan kreativitas dan keterampilan praktis siswa, tetapi juga menjadi sarana penting dalam mengembangkan potensi siswa dalam aspek sosial, emosional, dan akademik.
Melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek ini, siswa dapat belajar menjadi pribadi yang mandiri, berpikir kritis, serta kreatif dalam memecahkan masalah. Di masa depan, kegiatan serupa diharapkan dapat terus memberikan kontribusi positif dalam pembentukan karakter dan kemampuan siswa yang lebih holistik.(Yuna /Cahyospirit)
Posting Komentar untuk "Kegiatan P5 Pemanfaatan Barang Bekas Membuat Rak dari Kardus di SDN 4 Girimarto"