Karang taruna Putra Garema Hadroh “Bocah Tanpo Waton”

  

Kegiatan latihan hadroh ini bertajuk “Hadroh Bocah Tanpo Waton”

Wonogiri MR  – Karangtaruna Putra Garema Dusun Semo, Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, kini semakin menunjukkan eksistensinya dalam pelestarian budaya religi  melalui latihan hadroh yang digelar secara rutin. 

Kegiatan latihan hadroh ini bertajuk “Hadroh Bocah Tanpo Waton”, yang memiliki makna mendalam tentang semangat para pemuda untuk mempertahankan tradisi, tanpa memandang batasan umur atau latar belakang.

Latihan hadroh yang dilaksanakan di desa setempat ini dipimpin langsung oleh Mas Jakis, selaku Ketua Karangtaruna Dusun Semo. 

Mas Jakis bersama anggotanya yang terdiri dari pemuda-pemudi setempat berusaha menghidupkan kembali tradisi hadroh yang sudah ada sejak lama, namun kini semakin terpinggirkan oleh zaman modernisasi.

“Hadroh Bocah Tanpo Waton ini merupakan sebuah semangat kami sebagai generasi muda untuk melestarikan kebudayaan Islam, terutama di wilayah kami, tanpa ada batasan umur dan latar belakang.

 Kami ingin menunjukkan bahwa hadroh bisa dinikmati oleh semua kalangan, baik tua maupun muda,” ujar Mas Jakis dengan penuh semangat.

Latihan hadroh ini tak hanya bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya Islam, tetapi juga menjadi wadah bagi para pemuda di Dusun Semo untuk berkumpul, berbagi pengetahuan, dan mengembangkan bakat mereka dalam musik religi. 

Hadroh yang dimainkan adalah seni musik dengan sentuhan religi yang sering digunakan dalam acara-acara keagamaan dan pengajian.

Setiap pekan, anggota Karangtaruna Putra Garema melatih berbagai teknik dasar hadroh, mulai dari memainkan alat musik seperti rebana, tambur, dan berbagai jenis alat musik tradisional lainnya. Mereka juga mempelajari tata cara melantunkan shalawat, yang menjadi bagian dari ritual dalam memainkan hadroh.

Menurut salah satu anggota Karangtaruna, Siti, yang juga aktif dalam kegiatan ini, hadroh bukan hanya sekadar seni musik, tetapi lebih dari itu, menjadi media untuk mempererat hubungan antarwarga dusun.

 “Kegiatan ini membawa kami lebih dekat satu sama lain. Di samping itu, kami juga dapat memperdalam pengetahuan tentang nilai-nilai agama dan budaya yang ada dalam tradisi hadroh,” ujarnya.

Dalam setiap latihan, mereka juga didampingi oleh para senior dan tokoh masyarakat setempat yang sudah berpengalaman dalam dunia hadroh. Tujuannya agar para pemuda dapat menguasai teknik-teknik yang benar dalam memainkan hadroh, serta memahami filosofi di balik setiap lantunan yang mereka mainkan.

Selain itu, kegiatan ini juga mendukung pencapaian visi Karangtaruna Putra Garema dalam membentuk karakter pemuda yang peduli terhadap pelestarian budaya dan agama.

 Ke depannya, Mas Jakis berharap agar kelompok hadroh ini bisa lebih berkembang dan menjadi salah satu ikon kebudayaan di Kecamatan Jatiroto, Wonogiri.

“Kami berencana untuk mengadakan pentas seni hadroh yang melibatkan masyarakat sekitar, sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya ini ke khalayak yang lebih luas. Harapannya, hadroh bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kami di Dusun Semo,” tambahnya.

Dengan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya, Karangtaruna Putra Garema Dusun Semo terus berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan tradisi hadroh, serta menjadi teladan bagi pemuda-pemudi di wilayah lain dalam mencintai dan mempertahankan warisan budaya lokal.(Ari S / Cahyospirit)











1 komentar untuk "Karang taruna Putra Garema Hadroh “Bocah Tanpo Waton” "

Mediarakyat TV