Program yang rutin diberikan adalah bantuan sembako kepada warga. "Program ini bertujuan untuk membantu warga yang membutuhkan
Klaten MR- Ponggok, sebuah desa wisata yang terletak di Kecamatan Polanharjo, Klaten, semakin dikenal sebagai desa yang tidak hanya menawarkan potensi wisata yang menarik, tetapi juga program-program pemberdayaan masyarakat yang inovatif.
Kepala Desa Ponggok, Junaedi Mulyono, menjelaskan bahwa setiap tahun, pihaknya selalu berusaha memberikan program-program yang bisa mendukung kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan perekonomian desa, Sabtu (22/03/2025).
Salah satu program yang rutin diberikan adalah bantuan sembako kepada warga. "Program ini bertujuan untuk membantu warga yang membutuhkan, terutama di masa-masa tertentu seperti bulan Ramadan atau saat-saat kesulitan lainnya," ujar Junaedi. Selain itu, desa Ponggok juga memberikan program BPJS bagi warganya, sehingga mereka bisa mendapatkan perlindungan kesehatan yang lebih baik.
Yang tak kalah menarik adalah program Satu Rumah Satu Mahasiswa yang digagas oleh Pemerintah Desa Ponggok. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. "Kami ingin memastikan bahwa setiap rumah di desa ini memiliki setidaknya satu anak yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi," tambah Junaedi.
Sebagai bentuk dukungan, Pemerintah Desa Ponggok memberikan insentif finansial kepada mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi (IP) mereka. "Bagi mahasiswa yang memiliki IP di bawah 3, kami berikan insentif sebesar 300 ribu rupiah, sementara yang IP-nya di atas 3 akan mendapatkan 500 ribu rupiah," jelasnya.
Program ini diharapkan bisa mendorong semangat belajar para mahasiswa serta meningkatkan kualitas pendidikan di desa.
Selain itu, Junaedi juga menekankan pentingnya penggerakan ekonomi sekular, di mana masyarakat diajak untuk berbelanja di koperasi BUMDes sebagai upaya meningkatkan perekonomian lokal. "Kami ingin masyarakat berbelanja di koperasi BUMDes, karena itu adalah cara kami untuk memastikan uang yang beredar tetap berada dalam ekosistem desa dan membantu memperkuat perekonomian lokal," ujar Junaedi.
Ponggok sendiri memiliki pendapatan asli desa yang cukup signifikan, terutama dari sektor wisata. Salah satu sumber utama pendapatan desa berasal dari tiket masuk ke objek wisata Ponggok.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, 2% dari total pendapatan yang diperoleh dari tiket masuk akan disalurkan ke badan zakat amal desa yang diberikan kepada 60 penerima hak yang membutuhkan.
"Sejak tahun 2007, kami sudah mulai mengelola aset-aset desa yang ada, dan salah satunya adalah program sembako yang kami salurkan kepada masyarakat per RW. Program ini kami harapkan dapat menciptakan kestabilan sosial ekonomi di desa," tambahnya.
Menjelang libur lebaran, Desa Ponggok menargetkan akan menerima sekitar 130 ribu pengunjung dalam waktu tujuh hari. "Kami optimis dengan libur panjang yang akan datang, jumlah pengunjung akan meningkat.
Kami telah mempersiapkan berbagai fasilitas dan layanan untuk menyambut mereka," kata Junaedi. Dengan berbagai inovasi dan program pemberdayaan masyarakat yang berjalan dengan baik, Desa Ponggok kini menjadi contoh desa wisata yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga perhatian serius terhadap kesejahteraan dan pendidikan masyarakatnya.
Ponggok bukan hanya tempat wisata yang menarik, tetapi juga desa yang berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif bagi warganya melalui program-program sosial yang terintegrasi.
Pihak desa berharap, dengan kerja keras dan kebersamaan, mereka dapat terus menggerakkan ekonomi desa, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan mencetak generasi muda yang lebih cerdas dan berdaya saing.(Aulia/ Cahyospirit)
Posting Komentar untuk "Desa Wisata Ponggok, Polanharjo, Klaten: Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Pengunjung Selama Libur Lebaran"