Dampak Penutupan Pabrik Sritex Sukoharjo Bagi UMKM dan Pedagang Sekitar

 


Sukoharjo MR– Penutupan PT. Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) yang terletak di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, memberi dampak signifikan bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pedagang yang selama ini bergantung pada aktivitas pabrik tersebut. 

Salah satunya adalah para pedagang sekitar pabrik, yang kini menghadapi penurunan omset drastis akibat tutupnya yang pabrik yang biasanya menjadi konsumen mereka adalah pekerja pabrik.

Menurut Yani (37), seorang pedagang warung makan yang berlokasi tidak jauh dari pintu masuk utama pabrik, penutupan Sritex sangat mempengaruhi penghasilannya. “Biasanya, setiap hari saya bisa melayani sekitar 50 sampai 70 orang karyawan yang datang untuk makan siang. Tapi sejak Sritex tutup, jumlah pengunjung warung saya menurun lebih dari setengahnya. Sekarang saya hanya bisa melayani 20 sampai 30 orang sehari, itu pun mayoritas adalah warga sekitar,” ungkap Yani dengan nada kecewa.

Yani menambahkan bahwa sebelumnya banyak karyawan pabrik yang menjadikan warung makannya sebagai tempat makan siang atau sekadar bersantai setelah jam kerja. 

Kini, dengan penutupan pabrik, pengunjung yang datang pun tidak sebanyak dulu, yang berakibat pada penurunan pendapatan harian. “Saya juga tidak tahu sampai kapan keadaan seperti ini akan berlangsung. Sebelumnya, saya bisa mengandalkan karyawan Sritex sebagai pelanggan tetap, tapi sekarang kami harus mencari cara lain untuk bertahan,” katanya.

Hal serupa juga dialami oleh banyak pedagang kecil lain di sekitar kawasan pabrik. Mereka mengaku sangat terpengaruh dengan kebijakan penutupan pabrik yang mempengaruhi daya beli masyarakat di sekitarnya.

 Beberapa pedagang bahkan terpaksa mengurangi stok barang atau bahkan menutup sementara usahanya. 

"Penutupan pabrik ini tidak hanya mempengaruhi kami pedagang warung makan, tapi juga pedagang lainnya, seperti penjual makanan ringan, toko kelontong, hingga jasa transportasi. Dampaknya begitu terasa,” ujar Arif (42), pemilik toko kelontong yang berada tak jauh dari pabrik.

Bagi pelaku UMKM yang sebagian besar menggantungkan pendapatan dari aktivitas para pekerja pabrik, penutupan ini menambah tantangan berat.

Sejumlah pihak berharap agar pihak manajemen Sritex segera menemukan solusi agar pabrik kembali beroperasi penuh atau memberikan kompensasi bagi masyarakat yang terdampak langsung. 

Sementara itu, bagi masyarakat sekitar, ketidakpastian ini menambah tantangan ekonomi mereka, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Penutupan Sritex menjadi pelajaran penting tentang ketergantungan suatu wilayah terhadap satu industri besar. 

Para pedagang dan pelaku UMKM kini merasakan betul dampak negatif dari keputusan tersebut, yang tidak hanya berdampak pada ekonomi lokal, tetapi juga pada kehidupan sosial mereka yang bergantung pada daya beli pekerja pabrik.(Taufiq / Cahyospirit )

Posting Komentar untuk "Dampak Penutupan Pabrik Sritex Sukoharjo Bagi UMKM dan Pedagang Sekitar"

Mediarakyat TV