Pengajian Bersama Abah Eko Julianto di Nguntoronadi: Menyatukan Semua Perbedaan

 

Pengajian yang dipimpin oleh Abah Eko Julianto, SH. MPd menyatukan semua perbedaan 

Wonogiri MR  – Sebuah momen penuh berkah dan kebersamaan terjadi di depan Balai Desa Beji, Nguntoronadi, Wonogiri. 

PadaJumat  (14/02/2025) malam , ratusan jamaah yang terdiri dari berbagai kalangan berkumpul dalam acara Pengajian yang dipimpin oleh Abah Eko Julianto, SH. MPd. 


sholawatan Nguntoronadi ini ber tema Bedo Perguruan Njogo Roso

Kegiatan yang menjadi bagian dari majlis rotib dan sholawatan Nguntoronadi ini mengusung tema Bedo Perguruan Njogo Roso atau perbedaan perguruan yang menjaga rasa. Sebuah tema yang sarat makna untuk menyatukan perbedaan dan membangun kedamaian di tengah masyarakat.

Semua berbaur jadi satu tanpa memandang perbedaan

Acara pengajian kali ini berbeda dari biasanya, karena dihadiri oleh ribuan jamaah yang datang tidak hanya dari warga sekitar Nguntoronadi, tetapi juga dari berbagai perguruan yang ada di Wonogiri. 

 Perguruan PSHT, PSHW, Anak Naga dan Kera Sakti turut hadir dan bergabung dalam majlis ini

Beberapa perguruan besar seperti Perguruan PSHT, PSHW, Anak Naga dan Kera Sakti turut hadir dan bergabung dalam majlis ini. Semua elemen masyarakat yang biasanya terlihat terpisah-pisah oleh identitas perguruan, pada malam itu bersatu dalam satu majlis untuk memperkuat ukhuwah dan rasa kebangsaan.

Acara ini menjadi sangat penting karena selama ini, meskipun ada persatuan dalam masyarakat, terkadang muncul gesekan di antara anggota perguruan yang berbeda.

 Namun dengan adanya pengajian ini, diharapkan semua perbedaan bisa dikesampingkan demi tujuan bersama, yaitu menciptakan kedamaian dan keharmonisan.

 Abah Eko Julianto, dalam tausiyahnya, mengajak semua pihak untuk menjaga kerukunan dan menghargai perbedaan, karena pada dasarnya kita semua adalah saudara dalam satu bangsa.

“Pengajian ini adalah bentuk nyata bahwa perbedaan tidak harus menjadi pemicu perselisihan. Justru dengan perbedaan kita bisa lebih kuat dalam menjaga kedamaian dan persatuan bangsa,” ujar Abah Eko Julianto dalam sambutannya.

Tak hanya itu, tema Bedo Perguruan Njogo Roso juga diharapkan dapat mengurangi gesekan yang terjadi antara perguruan di Nguntoronadi.

 Dengan suasana yang kondusif dan penuh rasa persaudaraan, Abah Eko berharap Wonogiri, khususnya Nguntoronadi, dapat menjadi daerah yang bebas dari tindakan kriminal dan penuh dengan kedamaian.

Brigade Bintang 9 Wonogiri, yang menjaga keamanan dan ketertiban selama acara berlangsung

Acara pengajian ini juga mendapat pengawalan ketat dari Brigade Bintang 9 Wonogiri, yang menjaga keamanan dan ketertiban selama acara berlangsung. Pengamanan ini menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan suasana yang damai dan tertib, serta untuk memastikan semua jamaah dapat mengikuti acara dengan tenang tanpa ada gangguan.

Dengan berakhirnya acara ini, diharapkan tidak hanya umat Islam yang merasakan manfaatnya, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat yang hadir, terlepas dari latar belakang perguruan mereka. 

Pengajian ini menjadi simbol dari persatuan yang bisa diwujudkan meskipun ada perbedaan, serta harapan agar Wonogiri bisa menjadi daerah yang damai, bebas dari gesekan dan permasalahan sosial lainnya.

Malam itu, kebersamaan dan semangat persatuan tampak begitu nyata. Semua perguruan bersatu dalam satu majlis yang membawa kedamaian dan harapan bagi masa depan yang lebih baik. Semoga acara seperti ini bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya, bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu demi kebaikan bersama.(Eko Tito / Cahyospirit)










Posting Komentar untuk "Pengajian Bersama Abah Eko Julianto di Nguntoronadi: Menyatukan Semua Perbedaan"

Mediarakyat TV