Ustadz H.Moch.Isnaeni saat memberikan tausiyah pada pengajian Isra’ dan mi'raj bagi para pelajar muslim
KLATEN MR --- Seorang Ustad di Klaten yang juga sebagai Sekertaris Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Kabupaten Klaten H.Moch.Isnaeni mengatakan bahwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW ternyata menyimpan banyak hikmah dan ibrah ( pelajaran penting ) bagi umat islam dan orang-orang yang berakal.
Ustadz H.Moch.Isnaeni di SMP Negeri 1 KlatenHal itu disampaikan Ustadz H.Moch.Isnaeni saat memberikan tausiyah pada pengajian Isra’ dan mi'raj bagi para pelajar muslim di Sekolah Menengah Pertama ( SMP) Negeri 1 Klaten Jumat ( 24/1/2025 ).
Menurut Moch.Isnaeni isra' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram yang berada di Mekkah menuju ke Masjid al-Aqsha di al-Quds, Palestina. Sedangkan Mi’raj menurutnya adalah naiknya Rasulullah SAW menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak bisa dijangkau oleh semua makhluk, malaikat, jin dan manusia. Dan perjalanan itu berlangsung hanya dalam waktu semalam.
"Ada nilai-nilai pendidikan yang patut untuk direnungkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi umat islam dengan mengambil ibrah dari peristiwa isra' dan mi'raj ini" katanya.
Seperti diketahui tahun ini umat Islam kembali memperingati peristiwa Isra' dan Mi’raj nabi Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab 1446 H yang bertepatan dengan hari Senin tanggal 27 Januari 2025.
"Sejarah telah mencatat bahwa setelah Rasulullah menjalani isra' dan mi'raj pada malam itu, maka keesokan harinya Rasulullah SAW menceritakan peristiwa itu kepada penduduk yang ada di Mekkah. Namun berita itu ditolak mentah-mentah oleh Abu Jahal dan para pengikutnya. Mereka justru menertawakan Rasulullah dan mengolok-oloknya" kata Ustadz Moch.Isnaeni.
Menurutnya orang-orang itu cerita tentang perjalanan Nabi di yang hanya dalam waktu semalam itu jelas sama sekali tidak masuk akal.
Sebaliknya saat itu ada ada manusia cerdas seperti Abu Bakar yang bisa menerima kebenaran adanya peristiwa itu tanpa banyak berpikir dan ragu.
Dengan tegas Abu Bakar mengatakan “Jika memang benar Muhammad yang mengatakannya, dia telah berkata benar, dan sungguh aku akan membenarkannya lebih dari itu.”
Maka atas keyakinannya yang teguh itu Abu Bakar kemudian ia diberi gelar al-Shiddiq yang berarti orang yang jujur dalam keimanannya.
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj kata Ustadz Moch.Isnaeni adalah momen yang baik untuk memperkuat aqidah umat Islam.
"Para pendidik sudah semestinya harus melahirkan manusia-manusia beradab seperti Abu Bakar al-Shiddiq itu." kata Ustadz Moch.Isnaeni.
Manusia-manusia seperi Abu Bakar itulah yang keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya tidak menyisakan keraguan sedikitpun. Manusia yang memahami cara menggunakan akal dengan benar agar tidak berpikir nyeleneh.
“Bukan manusia yang “sok kritis” karena terlalu mendewakan akalnya yang lemah. Bukan manusia yang hilang keyakinannya karena “bertaqlid” kepada orang-orang Barat-Sekular yang bertentangan dengan pandangan alam Islam (Islamic Worldview),” ujarnya.
Selain masalah aqidah, seperti dijelaskan Moch.Isnaeni Isra’ Mi’raj juga mengandung pendidikan ibadah yakni tentang pentingnya mendirikan shalat.
"Sebab shalat adalah hadiah dari Allah SWT di malam Isra’ Mi’raj itu sehingga Ibadah shalat itu adalah Mi’rajnya orang-orang mukmin. Isra’ Mi’raj adalah evaluasi seberapa besar kesungguhan kita dalam menjalankan ibadah shalat itu." katanya.
Beberapa pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah shalat kita sudah benar, sesuai syarat, rukun dan adabnya? Apakah kita sudah istiqamah mendirikan shalat secara berjama’ah? Apakah keluarga kita sudah mendirikan shalat? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang harus dijawab terkait shalat yang dilaksanakan.
"Allah SWT telah memerintahkan kepada kita sekeluarga untuk mendirikan shalat dan bersabar dalam mendirikannya (QS Thaha:132)." terangnya.
Nabi Muhammad SAW kata Moch.Isnaeni juga memerintahkan para orangtua agar memperhatikan masalah shalat anak- anaknya sejak usia dini.
"Orangtua wajib mendidik anak-anaknya untuk mendirikan shalat sejak usia tujuh tahun. Bahkan orangtua diizinkan mendidik anaknya dengan pukulan jika mereka meninggalkan shalat ketika sudah berusia sepuluh tahun menurut HR Abu Daud." katanya.
Oleh karenya atas dasar itu, para ulama seperti Imam al-Ghazali menjadikan shalat sebagai kurikulum inti dalam mendidik anak.
Dijelaskan terkait pentingnya pendidikan shalat bahwa perhatian terhadap pendidikan shalat ini harus lebih diutamakan daripada sekedar kemampuan membaca dan menulis.
"Jika orangtua khawatir anak-anaknya belum bisa membaca dan menulis sebelum masuk sekolah dasar, maka orangtua harus lebih khawatir jika anaknya belum mendirikan shalat padahal mereka sudah di perguruan tinggi. Sebab anak adalah amanah, dan setiap amanah akan dituntut pertanggungjawabannya." paparnya.
Ditambahkan Ustadz Moch.Isnaeni bahwa buah yang diharapkan dari ibadah shalat ini adalah akhlak yang baik. Sebab Allah SWT menyatakan bahwa shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar (QS al-Ankabut:45).
"Banyak pendidikan akhlaq yang mulia di dalam shalat yakni kita dididik untuk menjadi orang yang cinta kebersihan, memakai pakaian yang beradab, disiplin waktu, siap memimpin dan dipimpin, rendah hati, menjaga persatuan, menebarkan kedamaian (salâm) kepada sesama dan sebagainya" terangnya.
Akhlak-akhlak mulia seperti ini kata Moch.Isnaeni hanya akan muncul dari orang-orang yang telah mendirikan shalat dengan benar, istiqamah dan ikhlas.
'Peristiwa Isra’ Mi’raj telah memberi isyarat pentingnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi bahwa umat Islam harus meningkatkan semangat menuntut ilmu-ilmu yang fardhu ‘ain dan fardhu kifâyah. Ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu umum, karena bangkitnya peradaban harus didahului dengan bangkitnya tradisi ilmu." terangnya.
Umat Islam saat merindukan sosok ulama sekaligus ilmuwan seperti Ibn Haytham, al-Biruni, al-Khawarizmi dan sebagainya, karena mereka itu bukan tokoh dan sosok yang tiba-tiba turun dari langit, tetapi mereka menjadi tokoh penting yang lahir dari proses pendidikan yang Islami dan terintegrasi antara ilmu dan adab.
“Peristiwa Isra’ Mi’raj tidak akan terulang kembali. Tetapi semangat itu harus tetap menyala, teruslah belajar untuk mengejar ketertinggalan kita, dengan ilmu dan amal maka peradaban Islam akan mampu mengungguli peradaban lainnya, meraih kemajuan, kemandirian, dan memiliki daya saing yang tidak kalah dengan yang lain” pungkasnya.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Klaten Sri Raharjo mengatakan bahwa kegiatan memperingati Isra' Mi'raj ini untuk penguatan keimanan dan ketaqwaan anak-anak terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
"Dengan memperingati Isra' Mi'raj ini diharapkan ada penguatan kepada anak-anak dalam menjalankan ibadahnya dimanapun mereka berada" katanya..( Moch.Isnaeni/ Aulia / Cahyospirit)
Posting Komentar untuk "Ustadz H.Moch.Isnaeni :Isra'Mi'raj Menyimpan Banyak Hikmah dan Pelajaran Bagi Orang Yang Berakal"