PJ Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana buka Musyawarah Wilayah VIII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Jawa Tengah

 

Pejabat (PJ) Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana


Semarang MR - Pejabat (PJ) Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana secara resmi membuka Musyawarah Wilayah VIII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Jawa Tengah di Patra Semarang Hotel & Convention Semarang, Sabtu (25/1/2025).



Dalam sambutannya yang dibacakan Kesbangpol Haerudin dihadapan sekitar 321 peserta Muswil yang bertema "Peningkatan Peran LDII sebagai Penggerak Moderasi Beragama di Era Disrupsi," .


PJ Gubernur  menekankan perlunya sinergi antara LDII dan pemerintah provinsi dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan.


Dalam pidatonya, PJ Gubernur menyoroti tantangan besar yang dihadapi masyarakat Jawa Tengah, seperti radikalisme, ancaman narkoba, kemiskinan, dan pengangguran.


Masalah-masalah tersebut memerlukan kerja sama semua pihak untuk diatasi. Beliau menegaskan bahwa memperkuat nilai-nilai Pancasila, toleransi, gotong royong, moderasi, dan keadilan adalah kunci untuk menciptakan Indonesia yang damai dan sejahtera.


"Kepada LDII, kami mohon untuk terus mengampanyekan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, yang membawa kedamaian, menghormati perbedaan, dan menyebarkan kasih sayang kepada sesama. Jadilah garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai Islam yang moderat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat modern," ujar PJ Gubernur.


Beliau juga mengapresiasi peran LDII dalam membangun masyarakat yang religius, bermoral, dan sejahtera. Dalam kesempatan ini, PJ Gubernur berharap LDII dapat memperkuat evaluasi kinerja pengurus, menciptakan inovasi organisasi yang berdampak positif, serta bersinergi dengan pemerintah provinsi dalam sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.


"Kolaborasi antara LDII dan pemerintah Provinsi Jawa Tengah sangat penting untuk kemajuan daerah. Kami membuka diri untuk bekerja sama dalam berbagai program pembangunan daerah," tambahnya.


Musyawarah wilayah ini juga menjadi momentum penting untuk menyusun program-program kerja yang sejalan dengan visi pembangunan pemerintah provinsi. PJ Gubernur mengajak semua pihak untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam.


"Dengan tetap memegang teguh nilai-nilai tersebut, kita mampu menghadapi tantangan zaman dengan penuh optimisme dan semangat kebersamaan," tutup PJ Gubernur sebelum secara resmi membuka Musyawarah Wilayah IV LDII dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim.


Acara ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan strategis yang berdampak positif bagi masyarakat Jawa Tengah, khususnya dalam memperkuat peran LDII sebagai penggerak moderasi beragama dan mitra pemerintah dalam membangun daerah yang harmonis dan sejahtera.


Sebelumnya Ketua DPW LDII Jateng, Prof Singgih Tri Sulistiyono, menegaskan pentingnya peningkatan peran LDII sebagai penggerak moderasi beragama di tengah tantangan era disrupsi.


Prof. Singgih menekankan bahwa LDII harus berada di garda terdepan dalam memoderasi beragama untuk menghindari ekstrimisme, radikalisme, dan konflik sosial yang berpotensi muncul.


“Era disrupsi menuntut kita untuk mengedepankan toleransi, hidup berdampingan, dan berdialog secara konstruktif.


Dengan cara ini, kita mendukung program pemerintah dalam menjaga semangat keberagaman dan harmoni dalam masyarakat multikultural,” tegasnya.


Selanjutnya Ketua Umum DPP LDII, KH Criswanto Santoso, juga memberikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga persatuan dan membangun kebangsaan di tengah dinamika nasional dan global.


KH Criswanto memuji Jawa Tengah sebagai daerah yang “gayeng” dan berjiwa besar, tercermin dari pelaksanaan Pilkada yang damai dan minim sengketa.


“Ini modal awal yang sangat penting untuk menjaga kegayengan masyarakat. Dengan kebersamaan ini, kita bisa membantu para pemangku kepentingan menjalankan perannya,” ujarnya.


Beliau juga menekankan pentingnya pengurus LDII yang baru terpilih untuk berpegang teguh pada prinsip-prinsip persatuan, sebagaimana termaktub dalam sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia.” Menurutnya, masalah kebangsaan semakin kompleks, namun persatuan adalah kunci untuk menyelesaikannya.


KH Criswanto menyoroti bahwa setelah Pilpres, masyarakat sempat terpolarisasi dengan isu “kadrun,” “kampret,” dan “cebong.” Namun, beliau menegaskan pentingnya mengakhiri dikotomi tersebut.


“Kita harus belajar dari kelebihan pemimpin sebelumnya dan mengarahkan energi kita untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih sejahtera,” katanya.


Ia juga mengingatkan tentang tantangan global, mulai dari konflik antarnegara hingga masalah ekonomi yang berdampak langsung pada masyarakat.


“Jika kita terus bertikai, kapan kita bisa konsolidasi sebagai bangsa? Bingkai negara ini adalah persatuan, dan tujuan akhirnya adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya dengan tegas. (*)


Sebelumnya Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Ponco Hartanto sangat mendukung tema Muswil LDII VIII ini, dimana era kemajuan teknologi digital telah mengubah lanskap kehidupan manusia secara fundamental.


"Fenomena itu sering disebut sebagai disrupsi era digital dimana telah menghadirkan peluang dan tantangan baru bagi individu dan masyarakat di seluruh dunia," ujar Ponco.


Menurutnya dampak negatif tersebut menjadi masalah serius yang dapat menganggu kententraman dan toleransi antar umat beragama.


"Moderasi beragama yang mengedepankan nilai-nilai toleransi, inklusivitas dan dialog antar agama, dapat menjadi tanggapan efektif dalam menghadapi tantangan era digital," tambah Ponco.


Maka Kejati sangat mendukung LDII sebagai ormas keagamaan di Indonesia untuk bersama-sama melakukan penguatan moderasi beragama.


"Karena moderasi beragama merupakan modal dasar untuk keutuhan dan peningkatan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, Selamat melaksanakan Muswil VIII Jateng, semoga dapat menghasilkan keputusan yang strategis dan relevan serta bermanfaat bagi masyarakat Jawa Tengah pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya," tutupnya.


Sementara itu, Pangdam Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Deddy Suryadi mengingatkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar dengan latar belakang suku, agama, ras dan golongan yang berbeda-beda.


"Maka persatuan dan kesatuan Indonesia harus terus kita rawat dan jaga. Menyikapi persaingan global dan kemajuan teknologi saat ini, dibutuhkan ketahanan negara yang kuat dalam mengantisipasi segala bentuk ancaman maka kita perlu menjaga persatuan dan kesatuan agar tidak mudah dipecah belah.


Maka Pangdam Diponegoro mengajak LDII Jateng untuk menjunjung tinggi toleransi beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


"Sejalan dengan tema Muswil LDII VIII Jateng ini sangat relevan dengan tantangan kehidupan berbangsa yang kita hadapi saat ini, maka saya berharap LDII dapat terus berpartisipasi dalam mempromosikan nilai-nilai moderasi, saling menghormati, mengasihi antarumat beragama sehingga dapat menciptakan situasi yang tenteram dan damai semua," pesan Deddy Suryadi.


Pangdam mengucapkan selamat Muswil ke VIII LDII Jateng dan berharap para peserta mampu mencetuskan ide dan gagasan inovatif yang dapat meningkatkan peran LDII bagi kemajuan bangsa Indonesia.


"Saya menaruh harapan besar kepada LDII Jateng untuk menjadi salah satu lembaga yang turut berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI. (Eko Tito / Cahyospirit )

Posting Komentar untuk "PJ Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana buka Musyawarah Wilayah VIII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Jawa Tengah"

Mediarakyat TV