Karakteristik Kemampuan Tumbuh Tanaman Vetiver dalam Penanggulangan Longsor di Wonogiri

 

Kepala Bidang BPBD Kabupaten Wonogiri, Ibu Sri Maryati, S.Sos., M.A.P 


Wonogiri MR - Tiga hari yang lalu, relawan dari Kabupaten Wonogiri melakukan penanaman tanaman vetiver di Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri. 

Penanaman ini merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana di daerah yang rawan longsor. Tanaman vetiver, yang terkenal dengan kemampuan luar biasa dalam menguatkan struktur tanah, dipilih karena karakteristik tumbuhnya yang cocok dengan kondisi tanah dan iklim di daerah tersebut.

Menurut Kepala Bidang BPBD Kabupaten Wonogiri, Ibu Sri Maryati, S.Sos., M.A.P., wilayah desa Kulurejo, Nguntoronadi memang memiliki tingkat kerawanan longsor yang cukup tinggi. 

Tanaman vetiver untuk mengantisipasi bencana longso


Tanaman vetiver dipercaya dapat membantu mencegah erosi tanah dan memperkuat sistem perakaran di daerah yang rawan longsor, mengurangi potensi bencana alam tersebut.

Vetiver, yang merupakan jenis rumput dengan akar yang sangat kuat dan dalam, memiliki berbagai karakteristik tumbuh yang membuatnya sangat cocok digunakan dalam proyek reboisasi dan penanggulangan erosi.

 Salah satu karakteristik utama dari tanaman vetiver adalah kemampuannya untuk bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, termasuk cuaca ekstrem dan tanah yang kurang subur.

Secara lebih rinci, tanaman vetiver dapat tumbuh dengan baik di berbagai temperatur ambien antara -14 ̊C hingga 55 ̊C, membuatnya mampu bertahan di berbagai zona iklim. 

Selain itu, vetiver juga mampu tumbuh pada kisaran intensitas curah hujan yang sangat bervariasi, yakni antara 200 mm hingga 5000 mm setiap tahun. Ini menjadikan vetiver sangat fleksibel dan dapat digunakan di berbagai daerah dengan curah hujan yang beragam.

Tanaman ini juga sangat toleran terhadap kondisi tanah yang memiliki pH antara 3 hingga 10,5, yang mencakup tanah asam hingga basa. 

Vetiver dikenal memiliki toleransi tinggi terhadap kekeringan, sehingga sangat cocok untuk daerah yang tidak teratur dalam hal curah hujan. 

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 500 meter hingga 1500 meter di atas permukaan laut, sehingga cocok untuk wilayah pegunungan seperti Kabupaten Wonogiri yang memiliki topografi berbukit.

Namun, tanaman vetiver tidak tahan terhadap naungan, sehingga membutuhkan paparan sinar matahari langsung untuk tumbuh optimal. Meskipun demikian, vetiver dapat tumbuh pada lahan berat, termasuk tanah liat atau lempung, yang sering ditemukan di daerah-daerah rawan longsor.

 Tanaman ini juga dapat bertahan di tanah yang mengandung mangan, aluminium, dan bahkan salinitas tinggi, serta tanah yang mengandung natrium dan logam berat. Kemampuan vetiver untuk tumbuh pada kondisi tanah yang buruk menjadikannya pilihan ideal untuk proyek konservasi tanah di wilayah rawan bencana.

Saat ini, BPBD Wonogiri juga menyediakan berbagai bibit tanaman lain seperti ringin, sirsat, rambutan, jambu, pete, bunga tabebuya, ketapang, pohon keras akasia, asem, dan trembesi. Tanaman-tanaman ini, bersama dengan vetiver, diharapkan dapat membantu dalam menanggulangi erosi dan longsor di wilayah-wilayah rawan bencana.

Selain itu, BPBD Wonogiri juga tengah mengembangkan bibit tanaman lain yang dapat berfungsi dalam menanggulangi potensi longsor. Semua langkah ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk memperkuat ketahanan lingkungan di Kabupaten Wonogiri, guna mengurangi dampak bencana alam yang dapat mengancam keselamatan warga.

Dengan kemampuan vetiver yang luar biasa dalam menahan erosi dan memperkuat struktur tanah, harapan besar ditujukan pada keberhasilan penanaman tanaman ini di wilayah-wilayah rawan longsor, termasuk di Desa Kulurejo. 

Diharapkan bahwa penanaman vetiver akan menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam melindungi daerah-daerah tersebut dari ancaman longsor di masa depan.(Eko Tito / Cahyospirit )








Posting Komentar untuk "Karakteristik Kemampuan Tumbuh Tanaman Vetiver dalam Penanggulangan Longsor di Wonogiri"