Inovasi Pertanian Melon dengan Sistem Hidroponik di Kopen Jatipurno Menarik Wisatawan dan Meningkatkan Ekonomi

  

Pertanian dengan sistem hidroponik


Jatipurno MR  – Desa Kopen, Kecamatan Jatipurno, kini menjadi sorotan bagi para wisatawan dan pelaku pertanian berkat pengembangan inovasi pertanian melon dengan sistem hidroponik yang dilakukan oleh masyarakat setempat. 

Menurut Bu Harni, sejak beberapa tahun terakhir, petani di desanya mulai mengadopsi metode hidroponik untuk menanam melon.

Pertumbuhan lebih cepat dengan hidroponik


 Sistem ini memungkinkan mereka untuk menanam melon tanpa tanah, melainkan dengan media tanam lain seperti pasir, kerikil, atau serat kelapa yang dicampur dengan air yang kaya nutrisi. 

Teknik ini terbukti memberikan hasil yang lebih maksimal, meskipun berada di lahan yang terbatas dan cuaca yang tak menentu.

Buah melon yang segar pengunjung bisa langsung memetiknya.


Salah satu kebun melon yang kini menjadi daya tarik utama di desa Kopen adalah kebun milik Mas Bennie dan Sayful. 

Kedua petani ini sukses memanfaatkan teknologi hidroponik untuk menanam jenis melon Sweetnet dan Sweet Lavender yang terkenal akan rasa manis dan kesegarannya.

 Keberhasilan mereka dalam bertani melon dengan cara ini telah menarik perhatian banyak pengunjung dari berbagai daerah.

"Sejak kebun Mas Bennie dan Sayful menjadi viral di media sosial, banyak wisatawan yang datang untuk melihat langsung proses penanaman melon dan bahkan memetik buah melon langsung dari pohonnya.

 Kami juga menyediakan berbagai fasilitas untuk wisatawan, seperti area foto, serta tempat untuk membeli melon segar langsung dari kebun," ungkap Bu Harni.

Kebun melon ini kini tidak hanya menjadi tempat untuk memperoleh hasil pertanian yang berkualitas, tetapi juga menjadi objek wisata yang memikat. Wisatawan yang datang bisa merasakan pengalaman menarik dengan berjalan-jalan di antara tanaman melon yang rapi dan sehat, serta belajar mengenai teknik hidroponik yang diterapkan. 

Bahkan, beberapa pengunjung dari luar kota datang khusus untuk memetik melon segar langsung dari kebun, memberikan pengalaman yang berbeda dari berbelanja di pasar tradisional.

Keberhasilan usaha pertanian melon ini tidak hanya memberikan keuntungan bagi petani, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi desa.

 Kehadiran wisatawan yang datang untuk menikmati suasana kebun melon telah membuka peluang bagi warga setempat untuk menjual produk-produk lokal lainnya, seperti kerajinan tangan dan makanan khas desa.

Kehadiran sektor pariwisata ini turut membantu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, yang sebelumnya lebih bergantung pada sektor pertanian tradisional. 

Melalui wisata kebun melon ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan baru, seperti bagi pemandu wisata, penjual oleh-oleh, dan tenaga kerja kebun.

Selain itu, keberhasilan pertanian melon dengan sistem hidroponik juga membuka peluang bagi petani-petani lain di wilayah Jatipurno dan sekitarnya untuk mengembangkan teknologi serupa. 

Banyak dari mereka yang kini tertarik untuk belajar dan mengadopsi metode hidroponik sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka, mengingat sistem ini sangat cocok diterapkan di lahan terbatas dengan hasil yang lebih optimal.

Dengan segala potensi yang dimilikinya, Desa Kopen kini telah berhasil memadukan sektor pertanian dan pariwisata dengan cara yang inovatif. 

Ke depan, diharapkan desa ini bisa menjadi model pengembangan pertanian modern yang tidak hanya mengutamakan hasil, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi seluruh masyarakat.( Fery Yelyanto/ Cahyospirit)







Posting Komentar untuk "Inovasi Pertanian Melon dengan Sistem Hidroponik di Kopen Jatipurno Menarik Wisatawan dan Meningkatkan Ekonomi"