Kejuaraan Wood Ball Klaten: Ajang Prestasi dan Pengembangan Pariwisata

 



Klaten MR  – Kabupaten Klaten kembali menjadi tuan rumah kejuaraan olahraga yang menarik perhatian, yaitu Kejuaraan Wood Ball Piala KONI Klaten,Kamis (26/12/2024).

 Ajang ini tidak hanya menjadi tempat untuk menunjukkan kemampuan para atlet, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan olahraga ini ke masyarakat luas, terutama dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata.



Menurut Ketua IWBA (Indonesia Wood Ball Association) Kabupaten Klaten, Joko Istianto, acara ini memiliki makna yang lebih besar karena setingkat internasional. Kejuaraan tersebut diikuti oleh sejumlah atlet dari berbagai daerah, termasuk tiga pemain profesional dari Hongkong. Hal ini menambah prestise acara dan menunjukkan bahwa olahraga wood ball kini semakin dikenal di tingkat global.



"Acara ini memiliki nilai internasional, karena ada tiga pemain dari Hongkong yang ikut berlaga. Ini menjadi bukti bahwa olahraga ini tidak hanya berkembang di Indonesia, tetapi juga mendapatkan perhatian di luar negeri," kata Joko Istianto.

Di tingkat Jawa Tengah, Klaten merupakan salah satu kabupaten yang aktif mengembangkan cabang olahraga ini. Meskipun saat ini baru ada 19 kabupaten yang mengadakan pencab, Klaten terus berupaya agar wood ball bisa semakin berkembang dan dikenal luas. Harapannya, olahraga ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga bisa menjadi bagian dari kegiatan masyarakat.

Selain itu, wood ball juga dilihat sebagai peluang untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Klaten. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan bisa menarik wisatawan yang tertarik pada sport tourism. "Wood ball bisa menjadi salah satu daya tarik wisata, karena selain bermanfaat untuk kesehatan, olahraga ini juga bisa dilakukan di berbagai tempat terbuka yang indah, seperti hutan kota atau kawasan pegunungan," tambah Joko Istianto.

Untuk menjadi seorang atlet wood ball, biaya yang dibutuhkan cukup terjangkau. Dengan biaya sekitar Rp 200.000, seorang peserta sudah mendapatkan peralatan seperti malle (bat) dan stik, serta perawatan alat yang dibutuhkan. Hal ini membuat wood ball menjadi olahraga yang murah meriah, namun tetap menyuguhkan tantangan dan prestasi bagi para pemainnya.

IWBA Kabupaten Klaten juga tidak hanya fokus pada kompetisi, tetapi juga berkomitmen untuk menyosialisasikan olahraga ini ke kalangan pelajar. "Kami melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan wood ball kepada generasi muda. Ini adalah langkah awal untuk memastikan bahwa olahraga ini dapat berkembang di masa depan," ujar Joko Istianto.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten, Sri Nugroho, menyambut baik kehadiran olahraga ini di Klaten. Menurutnya, wood ball adalah olahraga yang ringan dan menyenangkan, sehingga dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berolahraga sambil menikmati waktu luang mereka.

 "Olahraga ini murah, mudah dimainkan, dan memberikan kesegaran. Kami berharap dapat berkolaborasi dengan IWBA dan pihak terkait lainnya untuk mengembangkan wood ball sebagai bagian dari paket wisata yang menarik di Klaten," ujarnya.

Kejuaraan ini juga menjadi momentum untuk menggali potensi wisata alam di Kabupaten Klaten, seperti hutan kota dan pegunungan, yang dapat menjadi tempat latihan maupun ajang pertandingan wood ball di masa depan. Dengan demikian, olahraga ini bukan hanya berfokus pada prestasi, tetapi juga berkontribusi dalam memajukan sektor pariwisata di daerah ini.

Dengan kolaborasi antara berbagai pihak, seperti IWBA, Dinas Pariwisata, dan masyarakat, diharapkan Klaten bisa menjadi pusat perkembangan olahraga wood ball yang tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.(Aulia / Cahyospirit )

Posting Komentar untuk "Kejuaraan Wood Ball Klaten: Ajang Prestasi dan Pengembangan Pariwisata"