Wonogiri MR– Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonogiri menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tantangan dan potensi pengelolaan sampah rumah tangga,yang diselenggarakan di Resto Jawi ,Ngadirojo,Wonogiri.
Kegiatan yang dihadiri oleh penggiat Bank Sampah desa/kelurahan se-Kabupaten Wonogiri ini bertujuan untuk meningkatkan sinergitas dan kolaborasi dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Kegiatan FGD ini dibuka oleh Bapak Drs. Bahari, M.Si, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa salah satu fokus utama DLH adalah menyelesaikan permasalahan sampah di wilayah Kabupaten Wonogiri dengan pendekatan yang berbasis pada pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. "Kami berupaya agar sampah dapat dikelola seoptimal mungkin di tingkat rumah tangga, sehingga sampah yang tidak dapat dikelola akan diproses lebih lanjut di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)," ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama dengan pengelola Bank Sampah desa/kelurahan untuk menjadikan sampah sebagai sumber daya yang bernilai tinggi.
Bapak Heru Utomo, SH, MH, Kepala BAPPEDA Kabupaten Wonogiri, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa pemerintah Kabupaten Wonogiri memberikan perhatian besar terhadap isu pengelolaan sampah.
Menurutnya, pengelolaan sampah yang baik akan mencegah terjadinya penumpukan sampah di wilayah, yang dapat mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan. "Kami mendukung sepenuhnya upaya pengelolaan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan, baik di tingkat desa maupun kelurahan," tambahnya.
Ibu Wiwik P. Ekowati, ST, M.Si, Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH, dalam kesempatan tersebut juga memberikan penjelasan mengenai pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga internasional seperti USAID Selaras. "Dalam FGD kali ini, kami mengajak berbagai pihak untuk bersinergi dalam sosialisasi dan pembinaan pengelolaan sampah. Hal ini penting agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya memilah dan mengelola sampah dengan baik," ungkapnya.
Inovasi dalam Pengelolaan Sampah Dalam pertemuan ini, sejumlah Bank Sampah di Kabupaten Wonogiri telah menunjukkan berbagai inovasi dalam mengelola sampah. Beberapa desa telah berhasil mengolah sampah organik menjadi bahan baku untuk budidaya magot dan cacing, yang kemudian dapat dijadikan pakan ternak atau pupuk organik. Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi dari sampah tersebut.
Sampah non-organik, seperti plastik, juga menjadi perhatian utama dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Wonogiri. Bank Sampah Omah Sampah Indonesia (OM SAMIN) yang terletak di Kecamatan Purwantoro, misalnya, berhasil mengelola sampah plastik dengan cara mendaur ulangnya menjadi bahan baku yang dapat digunakan oleh pabrik. Bahan baku ini kemudian diolah menjadi produk kerajinan tangan yang dipasarkan tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional, berkolaborasi dengan penggiat UMKM Biting Berdaya.
Harapan Terhadap Bank Sampah dan TPS3R Dalam sesi FGD, Ibu Wiwik mengungkapkan beberapa harapan terkait pengelolaan sampah di Kabupaten Wonogiri, terutama dalam konteks keberadaan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recycle) dan Bank Sampah.
Menurutnya, pengelolaan sampah melalui konsep 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) dapat meningkatkan jumlah sampah yang terkelola dengan baik dan mengurangi sampah yang masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
"Harapan kami, dengan adanya Bank Sampah dan TPS3R, sampah yang dihasilkan bisa dikelola di tingkat desa atau kelurahan sehingga tidak ada lagi sampah yang harus dibuang ke TPA. Hal ini akan membantu memperpanjang umur TPA," tegasnya.
Selain itu, ia juga berharap melalui Bank Sampah dan TPS3R, masyarakat dapat didorong untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah. "Melalui edukasi dan pembinaan yang tepat, kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya memilah sampah sejak dari rumah. Dengan demikian, pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan lebih efektif," lanjutnya.
Lebih jauh, dengan pengelolaan sampah yang baik, diharapkan dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta memperkuat perekonomian sirkular yang berbasis pada daur ulang sampah. "Ini adalah salah satu cara untuk menciptakan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan yang saling mendukung," imbuh Ibu Wiwik.
Kolaborasi untuk Zero Waste Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, DLH Kabupaten Wonogiri terus mendorong terciptanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Dengan adanya pengelolaan sampah yang efektif, diharapkan wilayah Kabupaten Wonogiri dapat mencapai status zero waste, di mana seluruh sampah dapat dikelola tanpa harus dibuang ke TPA. "Kami ingin menciptakan desa dan kelurahan yang mandiri dalam mengelola sampah, serta mengurangi beban lingkungan akibat penumpukan sampah yang tidak terkelola," kata Ibu Wiwik.
Kegiatan FGD ini diharapkan dapat menghasilkan langkah konkret dan kolaboratif dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya inovasi dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan permasalahan sampah di Kabupaten Wonogiri dapat segera teratasi dengan baik, menjadikan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang.( Cahyospirit )
Posting Komentar untuk "FGD Dinas Lingkungan Hidup Wonogiri: Tantangan dan Potensi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga"