Penulis : Afiffah Nur Arifin
Program studi : Magister Ekonomi Pembangunan,fakultas FEB,Semester 4
Universitas Sebelas Maret ( UNS)
Surakarta
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) besok 27 November 2024 merupakan momen penting dalam demokrasi, di mana masyarakat diberi kesempatan untuk memilih pemimpin yang akan membawa daerah mereka ke arah yang lebih baik. Sebagai mahasiswi ekonomi pembangunan, saya ingin menyoroti pentingnya penggunaan hak pilih dalam Pilkada, yang tidak hanya merupakan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga sebagai kontribusi dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Pemilihan kepala daerah memiliki dampak langsung terhadap arah kebijakan ekonomi daerah. Kepala daerah yang terpilih akan menentukan prioritas pembangunan, alokasi anggaran, serta kebijakan-kebijakan yang berpengaruh pada sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan tentunya ekonomi daerah itu sendiri. Sebagai mahasiswi ekonomi, saya memahami betul bahwa kebijakan yang diterapkan oleh kepala daerah dapat mempengaruhi peluang kerja, investasi, dan distribusi kesejahteraan bagi masyarakat. Oleh karena itu, memilih kepala daerah yang tepat adalah keputusan yang sangat penting untuk masa depan ekonomi daerah kita.
Namun, di tengah kemajuan demokrasi, banyak pemilih yang masih enggan untuk menggunakan hak pilihnya. Apakah karena ketidakpercayaan terhadap sistem politik, atau karena merasa pilihan yang ada tidak memadai? Fenomena ini sangat disayangkan, karena absen dalam menggunakan hak pilih berarti melepaskan kesempatan untuk menentukan masa depan daerah. Dalam konteks ekonomi pembangunan, ketidakhadiran dalam pilkada bisa berarti melewatkan kesempatan untuk memilih pemimpin yang memiliki visi dan kapasitas untuk membawa perbaikan di sektor-sektor penting yang akan menguntungkan ekonomi masyarakat.
Sebagai mahasiswa, kita adalah generasi yang seharusnya sadar akan pentingnya keterlibatan dalam proses politik. Pendidikan yang kita terima di bangku kuliah memberikan kita pengetahuan mengenai bagaimana kebijakan publik, terutama yang berhubungan dengan ekonomi, dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kita tidak hanya belajar tentang teori ekonomi, tetapi juga tentang bagaimana teori tersebut diterjemahkan dalam kebijakan dan praktik nyata. Oleh karena itu, kita harus menggunakan pengetahuan tersebut untuk memilih pemimpin yang memiliki visi yang jelas tentang pembangunan daerah, bukan hanya berdasarkan popularitas semata.
Selain itu, partisipasi dalam Pilkada adalah bentuk tanggung jawab sosial kita. Setiap suara yang diberikan merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan yang lebih besar, yang akan menentukan arah pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai mahasiswi, kita seharusnya mendorong teman-teman dan keluarga untuk turut menggunakan hak pilih mereka. Dengan lebih banyak orang yang peduli dan berpartisipasi dalam pemilu, hasil Pilkada akan lebih mencerminkan keinginan dan kebutuhan rakyat, bukan hanya segelintir kelompok atau individu.
Akhirnya, pemilihan kepala daerah bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga soal memilih masa depan. Menggunakan hak pilih adalah hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap warga negara. Oleh karena itu, sebagai mahasiswi ekonomi pembangunan, saya mengajak semua pemilih untuk tidak menunda dan menggunakan hak pilih mereka secara bijak demi masa depan daerah yang lebih baik, yang lebih adil dan lebih sejahtera.
Posting Komentar untuk "Pemilih Harus Gunakan Hak Pilih dalam Pemilihan Kepala Daerah: Perspektif Mahasiswi Ekonomi Pembangunan"