(Cekungan Bengawan Solo Purba)
Wonogiri MR -Sungai Bengawan Solo, yang dikenal sebagai sungai terpanjang di Pulau Jawa, memiliki panjang 548,53 km dan melintasi dua provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sungai yang kini mengalir ke utara ini, melalui sejumlah kota besar seperti Wonogiri, Solo, Ngawi, dan Bojonegoro, ternyata menyimpan sebuah misteri besar yang tersembunyi di balik alirannya.
Keberadaan Sungai Bengawan Solo purba, yang diperkirakan berusia jutaan tahun, membuka sebuah kisah perjalanan geologis yang sangat menarik.
(Sungai Bengawan Solo Kini)Bengawan Solo, yang dikenal dalam sejarah dan kebudayaan Jawa sebagai sumber kehidupan dan penghidupan, ternyata tidak selalu mengalir seperti yang kita kenal sekarang.
Di zaman dahulu, sekitar empat juta tahun yang lalu, aliran Sungai Bengawan Solo justru mengarah ke selatan dan bermuara di Samudra Hindia, bukan ke Laut Jawa seperti saat ini.
Namun, akibat pergerakan lempeng Indo-Australia yang menggeser benua dan mempengaruhi kondisi geologi wilayah tersebut, aliran sungai ini kemudian berubah arah dan berakhir di Laut Jawa, sesuai dengan kondisi geografi yang kita kenal sekarang ini.
Menurut para ahli geologi, perubahan arah aliran Sungai Bengawan Solo ini terjadi akibat pergeseran tektonik yang hebat. Pergerakan lempeng bumi, khususnya lempeng Indo-Australia, menyebabkan terbentuknya patahan-patahan yang mengubah bentuk daratan di sekitar sungai.
Hal ini membuat aliran sungai yang semula mengarah ke selatan menjadi terhalang dan akhirnya mengalir ke arah utara, mengikuti lekukan dan cekungan yang terbentuk oleh perubahan tektonik tersebut.
Proses geologis ini bukan hanya mengubah arah aliran sungai, tetapi juga menyisakan lapisan-lapisan batuan dan sedimen yang menyimpan fosil serta bukti-bukti kehidupan dari masa lalu.
Bekas aliran sungai purba ini kini tersembunyi jauh di bawah permukaan tanah dan hanya dapat diungkapkan melalui penelitian dan penemuan-penemuan fosil yang kadang ditemukan oleh warga sekitar.
Masyarakat di sekitar daerah aliran Bengawan Solo, terutama di wilayah Paranggupito, Wonogiri, sering kali menemukan fosil-fosil hewan purba, termasuk fosil ikan dan kerang, di lahan pertanian mereka.
Fenomena ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut dulunya merupakan bagian dari ekosistem yang subur dan kaya akan kehidupan air, sebelum akhirnya tertutup oleh lapisan tanah dan perubahan alam lainnya.
Santosa, seorang petani dari Paranggupito, mengungkapkan bahwa di lahan pertaniannya, ia sering kali menemukan fosil-fosil ikan dan kerang yang diyakini berasal dari sungai purba. “Kadang saya menemukan fosil ikan di lahan saya.
Tidak hanya itu, kadang juga ada kerang. Semua ini menunjukkan bahwa tanah ini dulunya pernah menjadi dasar sungai yang kaya akan kehidupan air,” ujarnya.
Penemuan fosil-fosil tersebut memberikan bukti nyata tentang keberadaan sungai purba yang pernah mengalir di kawasan tersebut.
Fosil-fosil ini adalah saksi bisu dari kehidupan yang pernah ada jutaan tahun lalu dan menjadi bagian dari sejarah geologi yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut.
Selain memberikan wawasan ilmiah yang mendalam tentang perubahan geologi dan sejarah bumi, keberadaan Sungai Bengawan Solo purba juga membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat sekitar.
Cekungan yang ditinggalkan oleh aliran sungai purba kini menjadi lahan pertanian yang subur. Tanah yang kaya akan mineral dan fosil menjadi tempat yang ideal untuk berbagai jenis tanaman.
Keberadaan fosil-fosil di tanah pertanian ini juga menarik perhatian ilmuwan dan peneliti yang terus berusaha untuk menggali lebih dalam tentang kehidupan purba di daerah tersebut.
Penelitian geologi di kawasan ini membantu mengungkap lebih banyak tentang sejarah perubahan muka bumi di Pulau Jawa, serta memberikan gambaran tentang bagaimana kehidupan di masa lalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi.
Sungai Bengawan Solo, yang kini menjadi salah satu sumber daya alam yang penting bagi masyarakat Jawa, menyimpan cerita panjang yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.
Dari aliran purba yang mengarah ke Samudra Hindia, hingga perubahan geologis yang mengarahkannya ke Laut Jawa, sungai ini telah melintasi berbagai zaman dan menyaksikan perubahan-perubahan besar di bumi.
Misteri tentang sungai ini bukan hanya terletak pada perubahan alirannya, tetapi juga pada fosil-fosil yang ditemukan di sepanjang jalurnya. Kehidupan purba yang pernah berkembang di dasar sungai tersebut kini menjadi bagian dari sejarah bumi yang tak ternilai.
Penemuan fosil-fosil ikan, kerang, dan berbagai makhluk purba lainnya menjadi pengingat akan kehidupan yang telah lama hilang, namun terus hidup dalam ingatan kita.
Sungai Bengawan Solo purba mengajarkan kita tentang ketahanan alam, perubahan yang tak terhindarkan, dan pentingnya menjaga jejak-jejak sejarah untuk generasi mendatang.
Dengan terus menggali misteri yang terkandung di dalamnya, kita tidak hanya memahami lebih dalam tentang bumi, tetapi juga tentang perjalanan panjang kehidupan di planet ini.(Tarman /Cahyospirit).
Posting Komentar untuk "Misteri Sungai Bengawan Solo Purba: Aliran yang Terpendam Jutaan Tahun"