Lesung Kini Jadi Primadona, Kolektor Berebut Hiasan Unik

 


Giritontro MR -Lesung, yang dulunya merupakan alat penting untuk menumbuk padi atau biji-bijian, kini beralih fungsi menjadi salah satu benda hiasan yang banyak dicari oleh para pecinta seni dan kolektor. 

Bentuknya yang unik, terutama lesung dari kayu jati tua yang memiliki lubang di bagian tengah, kini banyak digemari sebagai meja atau ornamen rumah yang memiliki nilai estetika tinggi.

 Keberadaan lesung kayu jati yang semakin langka, justru membuatnya semakin bernilai, bahkan dihargai dengan harga yang bisa mencapai jutaan rupiah.



Di Kecamatan Giritontro, tepatnya di Desa Klepu Ngargoharjo, keberadaan lesung kayu jati tua sudah menjadi daya tarik tersendiri. 

Tulus, Kepala Dusun Klepu Ngargoharjo,Kecamatan Giritontro ,Wonogiri  menjelaskan bahwa lesung kayu jati yang digunakan sebagai alat penumbuk padi di masa lalu kini memiliki banyak peminat. 

Tidak hanya di kalangan masyarakat lokal, tetapi juga dari luar daerah. Menurut Tulus, harga lesung bisa bervariasi tergantung pada kondisi dan keunikan bentuknya. Bahkan, lesung yang masih terbuat dari kayu jati tua yang bernilai sejarah, bisa dijual dengan harga yang sangat tinggi, mencapai jutaan rupiah.


"Lesung yang berbahan kayu jati tua memang memiliki nilai jual yang tinggi. Selain fungsinya yang dulu digunakan untuk menumbuk padi, sekarang lesung ini jadi barang koleksi dan dekorasi rumah yang banyak dicari. 

Kami sering melihat lesung dari kayu jati yang sudah berumur itu dipajang di rumah-rumah sebagai meja atau hiasan," ujar Tulus. 


Di Giritontro, terutama di Desa , lesung kayu jati menjadi salah satu simbol budaya dan tradisi yang terus dipertahankan meski zaman telah berubah. 

Setiap tahun, masyarakat setempat mengadakan lomba gejluk lesung, sebuah kegiatan yang merupakan bagian dari warisan budaya yang hingga kini masih dilestarikan. 

Lomba ini biasanya diikuti oleh warga untuk mempertahankan tradisi sekaligus memperkenalkan penggunaan lesung dalam konteks yang lebih modern, sebagai bagian dari seni dan kerajinan.


Namun, meskipun kegiatan tersebut masih berlangsung, keberadaan lesung kayu jati kini semakin langka. Alat tradisional yang dulunya sangat banyak dijumpai di setiap rumah petani kini sudah sulit ditemukan.

 Banyak lesung yang dulu digunakan telah dipensiunkan atau bahkan hancur seiring berjalannya waktu. Fenomena inilah yang kemudian membuat kolektor dan pecinta seni mulai melirik lesung-lesung tua ini.


"Lesung yang terbuat dari kayu jati tua memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri. Tidak mudah menemukan lesung dengan bentuk dan bahan seperti ini, dan itu yang membuatnya sangat dicari oleh kolektor. Apalagi yang berbentuk lubang besar dan masih terpelihara dengan baik," tambah Tulus.


Sebagai hasil dari permintaan yang semakin tinggi, banyak warga Giritontro yang mulai melirik bisnis jual beli lesung. Beberapa bahkan memanfaatkan lesung tua yang sudah tidak terpakai sebagai barang antik yang bisa dijual dengan harga tinggi.

 Tulus sendiri mengungkapkan bahwa ada beberapa kolektor dari luar daerah, bahkan luar kota, yang rela membayar mahal untuk mendapatkan lesung kayu jati tua yang autentik dan terawat.


Di tengah maraknya tren furnitur dan hiasan rumah dengan nuansa tradisional, lesung kayu jati kini semakin populer sebagai pilihan bagi mereka yang ingin menambahkan sentuhan alami dan bernilai sejarah dalam ruang hidup mereka.

 Tidak hanya sebagai barang koleksi, lesung ini juga menjadi bukti dari ketangguhan dan ketelatenan para pendahulu dalam membuat alat rumah tangga yang multifungsi dan awet.


Sebagai informasi tambahan, lomba gejluk lesung yang rutin diadakan setiap tahun di Giritontro tak hanya menjadi ajang perlombaan bagi warga, tetapi juga berfungsi sebagai media untuk mengenalkan generasi muda pada warisan budaya nenek moyang. 

Kegiatan ini juga memperlihatkan bagaimana tradisi lokal dapat bertahan di tengah modernitas dan menjadi sesuatu yang dapat diapresiasi oleh banyak pihak, baik di dalam maupun luar daerah.


Seiring dengan semakin langkanya lesung kayu jati, fenomena ini membuka peluang baru dalam dunia seni dan kerajinan, terutama bagi para pengrajin dan kolektor barang antik. 

Keunikan dan daya tarik yang dimiliki lesung kayu jati tua menjadikannya barang yang terus dicari, dan tak heran jika harga yang ditawarkan kini semakin melambung.(Tul / Cahyospirit)











Posting Komentar untuk "Lesung Kini Jadi Primadona, Kolektor Berebut Hiasan Unik"