Sumpah Pemuda: Semangat Kebangkitan dan Pelestarian Budaya di Era Modern

 



Wonogiri MR -Setiap tahun, tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda, yang menjadi salah satu tonggak sejarah penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Ikrar Sumpah Pemuda menggarisbawahi semangat persatuan dan cita-cita bersama dalam membangun identitas bangsa yang kuat.

 Dalam konteks ini, peran pemuda menjadi sangat signifikan, tidak hanya sebagai agen perubahan, tetapi juga sebagai pelestari budaya yang menjunjung tinggi warisan nenek moyang.



Salah satu contoh inspiratif dari semangat pemuda dalam melestarikan budaya adalah Dian Nugroho, seorang pemuda asal Wonogiri. Dian, yang lahir dan besar di desa Joho, Purwantoro, telah menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap pelestarian batik, salah satu identitas budaya Indonesia yang kaya. 

Melalui brand fashion yang didirikannya, Batik Kalimasada, Dian berusaha untuk menghidupkan kembali kecintaan masyarakat terhadap batik dengan sentuhan kreatif yang modern.



Sejak menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (FKIP UNS), Dian terinspirasi untuk menggali lebih dalam tentang budaya batik. Pada tahun 2022, ia bersama pemuda-pemuda desa sekitar mendirikan Batik Kalimasada, yang tidak hanya memproduksi batik tulis dan batik cap, tetapi juga menggabungkan kedua teknik tersebut untuk menciptakan produk yang unik dan berkualitas.


Motif-motif yang dihasilkan oleh Batik Kalimasada merupakan perpaduan antara desain tradisional dan kontemporer, memberikan nuansa segar dalam industri fashion. 

Pelanggan juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses kreatif dengan meminta desain dan warna sesuai selera mereka. Ini tidak hanya membuat produk lebih personal, tetapi juga mendorong masyarakat untuk lebih menghargai seni dan budaya batik.


Selain berfokus pada produksi, Dian dan timnya juga menyadari pentingnya edukasi tentang batik, terutama di kalangan generasi muda. Untuk itu, mereka mengadakan workshop dan pelatihan yang bertujuan mengenalkan teknik dan sejarah batik kepada masyarakat umum.

 Kegiatan ini menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya batik, sekaligus menjadikan generasi muda lebih paham akan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap motif dan proses pembuatannya.


Selama fokus berkecimpung didunia batik Dian Nugroho hingga saat ini sudah mengajak 10 pemuda desa yg ikut dalam pembuatan Batik Kalimasada


Berkat kerja kerasnya dalam menekuni batik dan bisa membawa dampak pada masyarakat sekitar Dian Nugroho akhirnya mendapatkan Beasiswa Pendidikan Indonesia jalur Pelaku Budaya.


"Sangat senang bisa melanjutkan pendidikan di Magister Tata Kelola Seni, Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta 2024 sehingga bisa mengembangkan Batik Kalimasada lebih besar lagi." ujar Dian Nugroho saat ditemui.


Dengan semangat Sumpah Pemuda, Dian Nugroho dan Batik Kalimasada menunjukkan bahwa pemuda tidak hanya bisa berperan sebagai penerus, tetapi juga sebagai inovator yang mampu mengangkat identitas bangsa. 

Melalui usaha ini, diharapkan pelestarian batik dan budaya Indonesia secara keseluruhan dapat terus berkembang dan menarik perhatian generasi muda lainnya. 

Sebagai bangsa yang kaya akan budaya, kita perlu terus menjaga dan melestarikan warisan yang telah ada, agar tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita.( Fery Yelyanto / Cahyospirit )













Posting Komentar untuk "Sumpah Pemuda: Semangat Kebangkitan dan Pelestarian Budaya di Era Modern"