Parkir Kendaraan Roda Empat Membludak di RS Moewardi Solo, Pedagang Kuliner Raup Berkah

 

Solo MR - Pemandangan tak biasa terlihat di sekitar RS Moewardi, Solo. Parkir kendaraan roda empat membludak, membentang di bahu jalan kiri dan kanan Jalan Kolonel Sutarto No.132, Jebres,Rabu (23/10/2024).

 Antrian mobil yang panjang terlihat dari rumah sakit hingga lampu merah Cembengan, bahkan hingga masuk ke gang-gang kampung. 

Kepadatan ini disebabkan oleh area parkir rumah sakit yang sudah tidak mampu menampung jumlah kendaraan, yang didominasi oleh mobil pasien yang datang dari berbagai wilayah dengan harapan besar untuk sembuh dari berbagai penyakit.

Situasi ini memberikan berkah tersendiri bagi para pedagang di sekitar rumah sakit. Salah satunya adalah Mbak Watik, seorang pedagang kuliner berusia 39 tahun asal Wonogiri yang kini menetap di Solo. 

Dengan semangat, ia menceritakan bagaimana lonjakan jumlah pengunjung rumah sakit berdampak positif pada usahanya. “Kalau kendaraan parkir setiap harinya ramai terus, dagangan saya jadi banyak dibeli,” ungkap Mbak Watik.

Mbak Watik telah berjualan di lokasi tersebut selama 16 tahun, dibantu oleh suaminya. Berbagai jenis kuliner yang ditawarkannya, seperti soto, nasi bungkus, gorengan, teh manis, dan kopi, semakin diminati oleh para pengunjung rumah sakit yang mencari makanan hangat dan praktis.

 “Kami bersyukur dagangan saya lumayan laris, bisa untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga kami,” tambahnya dengan senyum penuh syukur.

Dengan banyaknya pasien dan keluarga yang menunggu di rumah sakit, kebutuhan akan makanan dan minuman menjadi meningkat. 

Hal ini memberikan peluang bagi para pedagang seperti Mbak Watik untuk meraih keuntungan lebih.

 Tidak hanya itu, keberadaan pedagang kuliner di sekitar RS Moewardi juga menciptakan suasana yang lebih hidup di kawasan tersebut, memberikan kenyamanan bagi mereka yang menunggu dan mencari nafkah di tengah situasi yang seperti itu.

Kondisi ini mencerminkan bagaimana satu peristiwa dapat membawa dampak positif bagi sebagian orang, meskipun pada dasarnya terjadi karena kebutuhan mendesak dari pasien yang mencari kesembuhan.(Maryoto / Cahyospirit )

Berbagi :