Pekalongan MR - Bertambahnya limbah organik rumah tangga menjadi masalah penting yang harus diselesaikan terutama di daerah padat penduduk. Timbunan limbah yang tidak diimbangi dengan pengolahan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Limbah organik rumah tangga menyebabkan bau busuk, serta menghasilkan air limbah yang dapat mencemari tanah dan menghasilkan gas metana yang juga mencemari udara.
Permasalahan ini yang mendorong mahasiswa KKN TIM II UNDIP untuk mengadakan kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair (POC) dalam rangka mendukung pencapaian _zero waste_ dan ketahanan pangan bagi Ibu-ibu PKK di Kelurahan Kedungwuni Barat, Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan pada hari Selasa, 6 Agustus 2024.
Pupuk organik cair (POC) dapat dibuat dari sisa sayuran atau buah-buahan yang dihasilkan dari limbah rumah tangga. Pupuk ini dibuat dengan proses fermentasi sederhana menggunakan limbah organik sebagai substrat.
Pupuk organik cair mengandung berbagai nutrisi tanaman dan mikroorganisme yang bermanfaat mendaur ulang bahan organik. Pupuk ini dapat diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman termasuk di lahan pekarangan rumah.
“Pada dasarnya limbah dari bahan organik mengandung unsur hara (N,P,K) dan bahan organik penting lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah ini membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah serta dapat menyediakan nutrisi yang membantu pertumbuhan tanaman.
Pupuk cair organik memiliki kelebihan lebih mudah diserap tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terlarut,” penjelasan Muhammad Syaiful Anam selaku pelaksana kegiatan.
Proses pembuatan pupuk cair sangat mudah dan dapat dilakukan sendiri. Pembuatan pupuk organik cair diawali dengan memotong sampah organik menjadi bagian yang kecil dengan ukuran 2-4 cm, lalu dimasukkan ke dalam wadah galon bekas.
Selanjutnya, melarutkan molase ke dalam air dan ditambahkan EM4. Kemudian larutan tersebut dicampurkan dengan bahan organik yang sudah dipotong dalam galon.
Setelah itu galon ditutup dan difermentasi selama kurang lebih 14 hari. Hasil fermentasi menghasilkan cairan berwarna coklat yang dapat digunakan sebagai pupuk organik cair.
“Kegiatan pelatihan ini bagus sekali dan kami bisa praktik untuk membuat pupuk organik cair serta pemanfaatannya, saya juga jadi ingin untuk mencoba pupuk yang telah dibuat untuk digunakan di rumah,” tutur ibu Atik selaku peserta kegiatan.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai potensi pemanfaatan limbah rumah tangga untuk pembuatan pupuk organik cair.
Melalui pengolahan limbah menjadi pupuk organik cair diharapkan masalah sampah di masyarakat menjadi berkurang sehingga dapat tercapainya _zero waste_ dan ketahanan pangan serta terwujudnya kelestarian lingkungan.
(Penulis : Muhammad Syaiful Anam/ Mahasiswa KKN TIm II UNDIP )
Posting Komentar untuk "Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Sebagai Pupuk Organik Cair Dalam Rangka Mendukung Pencapaian _Zero Waste_ dan Ketahanan Pangan"