Wonogiri,MR - Musim panen raya tebu tahun ini membawa angin segar bagi para petani. Harga tebu dilaporkan mengalami kenaikan sekitar 7 persen dibandingkan tahun lalu. Kenaikan harga ini tentunya menjadi kabar baik bagi petani, yang telah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir.
Di berbagai wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, truk-truk pengangkut tebu mulai berseliweran, menandakan bahwa musim panen telah dimulai. Salah satu daerah yang menjadi sorotan adalah Girimarto, Wonogiri. Di sini, musim panen tebu dimulai pada bulan Juni dan diperkirakan akan berakhir pada bulan Agustus. Rendemen tebu, yang merupakan kadar gula dalam batang tebu, semakin baik pada bulan ini akibat berkurangnya curah hujan.
Pemerintah pusat, melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor B-406/KB 110/E/05/2024 pada tanggal 3 Mei 2024. Dalam surat edaran tersebut, ditetapkan bahwa harga pembelian tebu di wilayah Jawa pada rendemen 7% adalah Rp 690.000 per ton. Sebagai ilustrasi, jika rendemen tebu mencapai 10%, maka dari 100 kg tebu yang digiling di pabrik gula akan menghasilkan gula sebanyak 10 kg.
Rendemen tebu sangat penting bagi perusahaan gula karena menentukan nilai ekonomis dan efektivitas produksi. Dengan harga Rp 690.000 per ton pada rendemen 7%, petani tebu dapat meraup pendapatan yang cukup menjanjikan. Misalnya, satu truk tebu yang berisi rata-rata 8 ton, bisa menghasilkan pendapatan antara Rp 4,8 juta hingga Rp 5,52 juta.
Salah satu petani tebu di Wonogiri mengungkapkan, "Kenaikan harga ini sangat membantu kami. Dengan rendemen yang baik dan harga yang meningkat, hasil kerja keras kami selama ini terasa terbayar."
Musim panen tahun ini diharapkan membawa kesejahteraan lebih bagi para petani tebu di Jawa Tengah dan sekitarnya, serta memberikan kontribusi positif bagi industri gula nasional.( Fery / Cahyospirit )
Posting Komentar untuk "Geliat Petani Tebu Menyambut Musim Panen 2024"