Giritontro MR– Saat ini, Kota Wonogiri sedang mengalami pergantian musim dari penghujan ke kemarau. Perubahan ini membawa suhu udara yang lebih dingin di pagi hari, dengan mbediding atau rasa dingin yang sangat terasa pada sabtu (22/06/2024)
Pagi ini, masyarakat di berbagai desa di Wonogiri merasakan penurunan suhu yang signifikan. Udara dingin menyelimuti wilayah tersebut, membuat aktivitas pagi menjadi sedikit terhambat. Suhu yang lebih rendah dari biasanya ini mendorong warga untuk mencari cara agar tetap hangat.
Salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan di Wonogiri untuk mengatasi dinginnya pagi hari adalah dengan duduk di depan perapian. Tradisi ini telah berlangsung lama dan masih tetap dilakukan hingga kini. Perapian tidak hanya berfungsi sebagai sumber panas, tetapi juga menjadi tempat berkumpul dan bercengkerama keluarga di pagi hari.
Pak Slamet, salah satu warga Desa Giritontro, mengatakan, “Setiap pagi selama pergantian musim seperti ini, kami sekeluarga selalu duduk di depan perapian untuk menghangatkan tubuh. Suhu dingin di luar membuat kami enggan beraktivitas sebelum merasakan kehangatan dari api.”
Fenomena mbediding ini diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa minggu ke depan, sebelum suhu udara kembali stabil dan hangat seiring dengan datangnya musim kemarau. Masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dan tetap hangat selama masa peralihan musim ini.
Pemerintah setempat juga memberikan beberapa saran untuk menghadapi udara dingin, seperti mengenakan pakaian hangat, mengonsumsi makanan bergizi, dan menghindari aktivitas berat di luar rumah pada pagi hari yang dingin.
Dengan cara-cara sederhana namun efektif seperti duduk di depan perapian, warga Wonogiri diharapkan dapat tetap menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman meski di tengah suhu udara yang dingin. (Tarman/ Cahyospirit)
Posting Komentar untuk "Suhu Dingin Menyelimuti Pagi Hari di Wonogiri Saat Pergantian Musim"