Masjid Kuno Wonokerso Masih Jadi Misteri
0 menit baca
Keberadaan masjid yang dahulunya berada ditengah-tengah
hutan ini sampai kini masih misterius
dan tidak ada ahli yang mampu mengidentifikasi asal usul siapa pembuatnya dan
pada tahun berapa masjid kuno ini dibuat. Masjid itu berada di Desa Wonokerso,
Kecamatan Baturetno, Wonogiri, Jateng.
Menurut penuturan Ahmad warga sekitar Masjid kuno ini kepada media mengisahkan, penemu pertama kali masjid kuno ini yidak
lain Ki Ageng Tugu (baca : Tuhu) yang
pada waktu itu, dia mampu menembus rimbunan pepohonan ditengah hutan untuk
membuat sebuah pemukiman.
Dalam kesibukannya itu, Ki Ageng Tugu terperanjat ketika
melihat ada bangunan ditengah hutan belantara yang tak berpenghuni tersebut.
Setelah bangunan itu dibersihkan dari semak belukar yang menutupinya, membuat
dia semakin terkejut , pasalnya bangunan itu berupa sebuah Masjid yang
bentuknya megah pada jamannya itu.
Dengan dibantu Ki Ageng Serang dan Kyai Gozali serta
pengikutnya, maka Masjid kuno tadi dibersihkan dari semak-belukar itu. Masjid
kuno dengan atap yang bersap-sap itu bentuknya menyerupai Masjid Agung Demak
Bintoro. Seusai berhasil dibersihkan dan
dijadikan tempat untuk melakukan sareat agama Islam, selanjutnya dibangunlah
tempat pemukiman baru disekitar masjid kuno ini.
Lambat laun tempat inipun yang semula hutan belantara
menjadi sebuah perkampungan yang dihuni oleh Ki Ageng Tugu (Tuhu) untuk
menyebarkan ajaran agama Islam diwilayah Wonogiri, terutama bagian selatan.
Pada masa kesunanan surakarta pihak kesunanan mengirim utusannya yaitu Imam
Muhamad untuk mengurus keberadaan Masjid kuno ini.
Ketika Imam Muhamad wafat, maka saat itu kepengurusan Masjid
diserahkan ke Imam Tambid dan oleh Imam Tambid ini dibangunlah serambi depan.
Pada masa penjajahan
Jepang, tahun 1942 Imam Masjid disini digantikan oleh mbah Ahmad Darsi yang
sebelumnya dipegang oleh Mbah Imam Darus. Dan pada masa Imam Masjid ini
dikelola Ahmad Darsi ada banyak peristiwa misterius yang terjadi disini.
Misalnya,
antara sisa atap kayu (sirap) itu tiba-tiba menghilang tanpa ada yang diketahui
rimbanya. Selanjutnya pada masa pemerintahan penjajahan Belanda Masjid kuno ini
juga dijadikan wilayah pembatas antara Wonokerso Utara dan Wonokerso Selatan,
kedua tempat itu dipisahkan dengan kaum yang berbeda faham, untuk wilayah
selatan dihuni oleh kaum abangan dan wilayah utara untuk kaum Mutihan atau
orang yang telah menjalankan Syariat dan faham kaidah Islam.
Dalam versi
lain tentang asal usul keberadaan Masjid Kuno ini ada yang menceriterakan pada
waktu par Wali Sanga menyebarkan ajaran agama Islam didaerah selatan dan dalam
rangka mencari kayu saka untuk membuat Masjid Demak Bintoro para Sunan sempat
singgah ketempat ini, untuk mencari kayu mana yang cocok untuk pembuatan Masjid
di Demak Bintoro.
Setelah
dinilai kayu jati pilihan dihutan
Wonokerso ini dinilai tidak cocok untuk dijadikan saka (tiang penyangga) yang
nantinya diperuntukkan untuk pembuatan masjid Agung Demak Bintoro, maka para
Wali ini meninggalkan hutan ini. Tetapi setelah sebelumnya pernah sempat
membuat Masjid ini dan menyebarkan ajaran agama Islam diwilayah Wonogiri dan
sekitarnya.
Jadi menurut
ceritanya, Masjid Kuno ini dibuat sebelum berdirinya Masjid Agung di Demak
Bintoro. Mengingat struktur bangunan dan juga ciri khas dari Masjid Agung Demak
mirip di Masjid Kuno Wonokerso ini.
Diantara kemiripannya, yaitu kubahnya yang bersap-sap
seperti atap di masjid Demak dan juga kemiripan bentuk ukiran di saka (tiang
penyangga) juga hampir sama.
Masjid yang dengan luas 7 kali 7 meter ini dibangun mirip
menyerupai rumah panggung yang teletak diatas batu padas yang atapnya bersap
hampir sama dengan Masjid Agung Demak. Selain itu Masjid ini ditopang 4 buah
tiang penyangga yang anehnya dikaitkan tanpa memakai paku melainkan hanya
dengan pasak dan tali .
Didalam Masjid ini juga terdapat mimbar tempat imam yang
terbuat dari kayu jati dan dihiasi dengan ukiran-ukiran kuno yang sangat indah
dipenuhi dengan nuansa keagungannya. Menurut ahmad dulu dibawah mimbar ini ada
pundung (rumah rayap) dan ada serangganya, tetapi kayu dari Masjid ini tidak
lapuk malah tetap kokoh sampai sekarang. Meskipun kesemuanya, baik dari atap,
dinding dan lantainya terbuat dari kayu semua serta usianya sudah ratusan tahun
itu.
Kisah
misteri lainnya bahwa dahulu seorang yang bernama Cokromo yang tiduran didalam
Masjid ini, tiba-tiba orang itu sudah berpindah tempat kekandang ternak, karena
dipercaya barang siapa yang masuk kedalam Masjid ini harus bersih hati dan
pikirannya,karena memang tempat ini dibuat oleh pembuatnya sebagai sarana
mendekatkan dan mengingatkan manusia pada Sang Pencipta.
Untuk orang
yang tidak bersih hati dan jiwanya jangan sekali-sekali sembarangan menjamah
ditempat ini. Lebih lanjut mbah Suhadi menceriterakan, pernah ada tetangganya yang tiduran dan
bersandar ditiang saka ujung sebelah barat dekat mimbar, orang itu tiba-tiba
linglung seperti orang bingung dan ia merasakan pusing-pusing
Lebih aneh
lagi, masyarakat sekitar sini tidak ada yang berani menyelenggarakan pagelaran
wayang kulit, tayub maupun ledhek. Konon pementasan seperti ini bagi masyarakat
sekitar, merupakan sebuah pantangan, karena konon jaman dahulu pernah ada
rombongan ledhek dan tayub yang datang ke daerah Wonokerso ini tiba-tiba semua
rombongan itu menghilang secara misterius tanpa diketahui kemana menghilangnya
rombongan itu.(cahyo)